Hidup nih...
Beberapa hari ini mulai terasa capek bgt, selain pekerjaan yang porsinya makin bertambah, mikirkan strategi marketing yang harus jauh lebih jitu buat datengkan proyek, tambah lagi kegiatan masjid yang mulai padat menjelang bulan Romadhon. Ya Allah... tapi justru dengan rasa capek ini aku merasa “hidup”, dibanding dulu kerjanya cuma pulang kuliah, duduk depan komputer hanya untuk maen game berjam-jam, sambil bermalas-malasan sampe lupa waktu.
Dan Alhamdulillah, Allah jg memberi semangat buatku tuk terus belajar, ikuti majelis 'ilmu, dan kajian2 agama yang bermanfaat, tentu biar dapat 'ilmu so bisa jauh dari yang namanya kebodohan dan gak terkecoh sama bid'ah dan semacamnya. Walau memang kadang pikiran, perkataan dan perbuatan jahiliyahku kembali berkobar, itu tandanya kurang dzikir ma Allah...hmmm, ya begitulah.. Astaghfirullah...harus banyak istighfar nih.
Manfaat Membaca Buku
- Pertama, Anda perlu memusatkan perhatian agar sebuah teks yang Anda baca dapat memberikan manfaat kepada Anda.
- Kedua, apabila Anda menemukan hal-hal menarik dari sebuah buku, Anda dapat memberikan tanda (seperti menstabilo atau memberikan catatan di pinggir-pinggir marjin buku).
- Ketiga, sebuah kalimat yang menarik akan membuat saraf-saraf di otak Anda bekerja secara efektif. Tiba-tiba saraf-saraf itu berhubungan dan membuat Anda dapat menemukan sesuatu yang baru.
Yahudi yang Membenci Israel
Betapa tidak......Selengkapnya di Republika Online
Link ke hal ini |
Cinta..cinta..cinta...
ada yang bilang, Cinta itu buta (masa iya..??)
ada juga yang bilangm cinta itu adalah aniaya..
tapi bnyk juga yg bilang cinta begitu indahnya...
Dooh...Cinta buta kek gimana ya?
Trus yang bilang "Cinta itu aniaya" apa maksudnya?
Nah, kalo cinta begitu indahnya, Cinta yang kek gimana ya?
Hmm..Ya..ya..Cinta itu emang indah kok (Cinta Allah wa Rosul)
Cinta bukan sekedar pandangan..thok!
Dan tenang aja, cinta itu beda sama nafsu kok
Bersambung...
Gak kalah juga program sinetron religius yang ceritanya diambil dari satu majalah tertentu, tapi ternyata diolah lagi dan di dramatisir supaya lebih komersil dan laku katanya. Baik kah itu, coba kita lihat. Kebanyakan yang diceritakan dalam sinetron itu adalah kejahatan seseorang terhadap orang lain, so yang ditunjukan dominan adalah kekerasannya, bahkan mulai bermunculan sinetron religi yang dicampur dengan nuansa mistik... meng expose seorang kiyai yang memiliki kesaktian. Kalo kita cermati, apa sih yang bisa kita ambil dari situ? ternyata kalo diukur lebih banyak mudhorotnya daripada manfaatnya.. so ?? Astaghfirullah... Wa'llahu'alam
Akhir-akhir ini kalo kita lihat di acara2 televisi, banyak program yang menyelenggarakan SMS berhadiah, bahkan pada program acara yang "katanya" Islami (tapi nggak) gak ketinggalan juga gelar SMS berhadiah. Padahal MUI sudah jelas mengharamkan SMS berhadiah karena dinilai program itu mengandung unsur judi, tetapi kebanyakan masyarakat Muslim Indonesia kurang memperhatikan dan menyadari akan hal itu, saking cerdasnya yang buat tu program, jadi judi itu disamarkan seolah2 itu hal yang diperbolehkan.
Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin, memaparkan, definisi SMS berhadiah yang dinyatakan haram itu adalah suatu model pengiriman SMS mengenai berbagai masalah tertentu yang disertai dengan janji pemberian hadiah. Dijelaskannya, SMS berhadiah mengandung judi karena mengundi nasib yang menyebabkan konsumen berharap-harap cemas memperoleh hadiah besar dengan cara yang mudah. Selain itu, kata Ma'ruf, mengandung tabdzir, sebab cenderung membentuk perilaku mubazir yang menyia-nyiakan harta dalam kegiatan yang berunsur maksiat/haram.
Alhamdulillahhirobbil'aalamin... Acara pengajian akbar ustad Abu Bakar Ba'asyir yang digelar di Maskam UGM berjalan lancarrr... semua ini izin dari Allah dan bantuan dari pihak-pihak yang mendukung terlaksananya acara ini, yaa... walau memang jumlah jama'ah yang hadir kurang memenuhi target, tapi cukup lah dikatakan "Tabligh Akbar", Subhanallah... emang sih, sebelumnya gak nyangka bisa datangkan beliau, yang memang kwalitas ilmunya tidak diragukan lagi mengenai syari'at Islam. So, buat temen2 yang mo download hasil rekaman tausyiah Ustad Abu Bakar Ba'asyir, kirim aja e-mail request ke info@kamarku.tk
Sebaik-baik Bekal adalah Taqwa Ketika Allah Swt berfirman Wa tazawwaduu, fa inna khaira zaadit taqwa…, firman Allah Swt ni memiliki makna tersirat bahwa manusia memiliki dua bentuk perjalanan. Yakni perjalanan di dunia dan perjalanan dari dunia. Perjalanan di dunia memerlukan bekal, baik berbentuk makanan, minuman, harta, kendaraan dan sebagainya. Sementara perjalanan dari dunia juga memerlukan bekal. Bekal itu adalah mengenal Allah, mencintai Allah, berpaling dari selain Allah. Dan seluruh perbekalan itu, terhimpun dalam kata “taqwa”. Perbekalan kedua –yaitu perbekalan perjalanan dari dunia- lebih penting dari perbekalan dalam perjalanan pertama yakni perjalanan di dunia, karena beberapa hal. Dalam tafsir Ar Raazi, disebutkan lima perbandingan antara lain :
- Perbekalan dalam perjalanan di dunia, akan menyelamatkan kita dari penderitaan yang belum tentu terjadi. Tapi perbekalan untuk paerjalanan dari dunia, akan menyelamatkan kita dari penderitaan yang pasti terjadi. Karena dunia adalah ladang tempat beramal sedangkan akhirat adalah tempat menuai amal yang telah di semai selama perjalan di dunia.
- Perbekalan dalam perjalanan dunia, setidaknya akan menyelamatkan kita dari kesulitan sementara. Tapi perbekalan untuk perjalanan dari dunia, akan menyelamatkan kita dari kesulitan yang tiada habisnya
- Perbekalan dalam perjalanan di dunia akan mengantarkan kita pada kenikmatan dan pada saat yang sama mungkin saja kita juga mengalami rasa sakit, kelitahan dan kepayahan. Sementara perbekalan untuk perjalanan dari dunia, akan membuat kita terlepas dari marabahaya apapun dan terlindung dari kebinasaan yang sia-sia.
- Perbekalan dalam perjalanan di dunia memiliki karakter bahwa kita akan melepaskan dan meninggalkan sesuatu dalam pejalanan. Sementara perbekalan untuk perjalanan dari dunia, memiliki karakter kita akan lebih banyak menerima dan semakin lebih dekat dengan tujuan.
- Perbekalan dalam perjalanan di dunia akan mengantarkan kita pada kepuasan syahwat dan hawa nafsu. Sementara perbekalan untuk perjalanan dari dunia, akan semakin membawa kita pada kesucian dan kemuliaan. (Tafsir Ar Raazi, 5/168)